Sejumlah pesepak bola muda Indonesia yang mana abroad kerap tidak ada mendapat menit bermain yang mana cukup di dalam klubnya. Beberapa menjadi camat alias cadangan mati hingga “pulang kampung”. Bambang Pamungkas punya cara menghadapi klub yang ingin menyewa jasanya.
Sebut hanya Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, hingga yang tersebut masih ada di dalam luar negeri Pratama Arhan. Meski performanya masih cukup bagus bersama Timnas Indonesia, dia sempat kurang mendapat tempat dalam klub.
Mereka kerap menjadi penghangat bangku cadangangan. Bahkan, beberapa musim semata-mata miliki sedikit menit bermain.
Pratama Arhan, yang tersebut saat ini dalam Tokyo Verdy juga belum mendapat tempat sebagai pemain inti. Eks wonderkid PSIS Semarang itu baru empat laga dimainkan Tokyo Verdy dalam dua musim.
Baru-baru ini, Arhan dikabarkan akan direkrut klub Korea, Suwon FC. Namun, kabar sumirnya, dia seakan belaka jadi alat marketing klub.
Marselino Ferdinan yang mana bergabung dengan KMSK Deinze juga belum mendapat tempat utama dalam klub Liga 2 Belgia tersebut. Dalam beberapa laga di tempat musim reguler 2023/2023 ini, eks wonderkid Persebaya Surabaya itu belum pernah dimainkan.
Kiprah Marselino ke depan bersama KSMK Deinze belum jelas. Apakah dia akan mendapat tempat utama atau tidak. Yang pasti, salah satu sponsor KMSK Deinze adalah Playsia Tv, item layanan video streaming yang tersebut menyuguhkan siaran sepak bola dunia yang digunakan berpusat di tempat Singapura, tetangga Indonesia.
Bambang Pamungkas, eks striker Timnas Indonesia dan juga Persija Jakarta, punya cara khusus ketika berhadapan dengan klub yang digunakan ingin mengontraknya. Dia menggunakan cara “songong” kepada klub.
Seperti ketika dia akan dikontrak Persija Jakarta pada sekitar 1999, Bambang Pamungkas yang dimaksud lebih lanjut dulu melejit bersama Timnas U19 lalu Timnas senior di dalam usia belianya, harus mengajukan tawaran tinggi kepada Persija.
Pada waktu itu, dia sebetulnya akan menandatangani kontrak dengan Persijatim Jakarta Timur. Tidak kepikiran akan ke Persija, oleh sebab itu Macan Kemayoran punya empat striker kaliber Timnas.
Namun, pembina Persija Jakarta, Sutiyoso alias Bang Yos, yang tersebut juga manajer Timnas U19 memintanya bergabung ke Persija.
Pasalnya, Persija baru kehilangan tiga strikernya, yakni Rochy Putiray, Joko Susilo, lalu Miro Baldo Bento yang digunakan hengkeng jelang laga bergulir. Ketiga berontak lantaran tiada mendapat menit bermain yang dimaksud cukup. Padahal, dia sama-sama bintang Timnas.
“Tinggal Mas Wid (Widodo C. Putro),” kata Bambang dalam podcast dengan Mamat Alkatiri juga Riphan Pradipta di area kanal Youtube Sport77, Rabu (27/9/2023).
Tawaran Bang Yos dia terima. Namun, striker yang digunakan saat itu baru berusia 19 tahun itu mengajukan syarat. Kesannya songong atau sombong kepada Persija.
“Di situlah gua bilang, ya ini agak songong tapi bagi gua penting bahwa ‘gua mau main di tempat Persija tapi garansi gua harus main 50 persen dari semua pertandingan di tempat tahun pertama,” ujarnya.
Mungkin, kata Bambang, pihak Persija kaget dengan permintaanya. Apalagi dia saat itu dia masih belia, dengan jam terbang baru di tempat Timnas. Belum pernah bergabung klub untuk kompetisi reguler yang tersebut ketat.
Walau demikian, Persija menyanggupi. Deal. Bambang dikontrak Persija. Dia mengarungi Liga Indonesia musim 1999-2000. Yang menarik, musim pertamanya dia tampil gemilang.
“Faktanya gua main 100 persen serta gua top skor liga. Gua bukan bermaksud sombong,” kata Bambang.
“Tapi pembuktian lah ya. Sombong lantaran karya. Ahmad Dhani mode,” celetuk Mamat kocak.
Bambang mengatakan, syarat merupakan garansi dimainkan dalam 50 persen pertandingan itu hal yang digunakan realistis bagi pemain muda yang membutuhkan menit bermain. Bukan menjadi camat alias cadangan mati.
“Itu realistis dong. Karena sebagai pemain muda, yang digunakan perlu, yang tersebut paling lu butuhin itu jam terbang. Jangan cuman tampil atau pengen tampil di dalam tim besar tapi lu enggak pernah main, lu enggak improve,” papar dia.
Dalam catatan, Liga Indonesia musim 1999-2000, Bambang Pamungkas menjadi topskor dengan 24 gol. Meski dia belum berhasil membawa Persija juara Liga, akibat kalah di area semifinal melawan PSM Makassar dengan skor 0-1.
Pada Agustus-Desember 2000, dia sempat direkrut klub Belanda, EHC Norad. Namun permasalahan hawa dingin membuatnya bukan kuat berkiprah pada Eropa.
Barulah pada musim 2001, Bambang Pamungkas berhasil membawa Persija juara setelah mengandaskan PSM Makassar dengan skor 3-2. Bepe, demikian dia biasa disapa, mencetak dua gol di area final. Membuatnya menjadi pemain terbaik.
Bambang Pamungkas gagal menjadi topskor pada Liga Indonesia Musim 2001. Sebab, dia harus berbagi peran dengan striker Persija lainnya, Budi Sudarsono yang tersebut baru direkrut dari Persebaya pada musim itu. Budi meraih 17 gol, Bepe 15 gol, sedangkan topskor Sadissou Bako dari Barito Putera.
Tapi, cara Bambang yang berani memberi posisi tawar tinggi atas dirinya merupakan hal yang digunakan menarik bagi pemain muda. Agar mereka sanggup mengembangkan talentanya. Tidak redup ketika menginjak usia matang. Apakah Pratama Arhan atau pemain muda lainnya berani mencoba cara Bepe?
Sepanjang kariernya di dalam sepak bola, Bambang pernah membela Selangor FC (2005-2007), Pelita Bandung Raya kemudian Persipasi, hingga kembali ke Persija pada 2014 sampai gantung sepatu pada 2020.
Bersama Timnas Indonesia, Bepe termasuk legenda hidup saat ini. Dia miliki 87 caps dengan torehan 38 gol. (*)